} ul.menu {list-style-type:none;width:auto;position:relative;display:block;height:33px;font-size:.6em;background:url("https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTo5dEbq4RnsrLSua78MY0qqEvvPGHDgghCJ8LqkuZPN8g-5izvM1AJVCwTRKQS_PKTTWk2N7NUdT8fhmSWLZn-KMiNZxkpgRPLNlkWIoY32ZfK0CJNCG3ir-z1woe6De92yhXjVkyfaA/s1600/bg.png") repeat-x top left;font-family:Verdana,Helvetica,Arial,sans-serif;border:1px solid #000;margin:0;padding:0;}ul.menu li {display:block;float:left;margin:0;padding:0;}ul.menu li a {float:left;color:#A79787;text-decoration:none;height:24px;padding:9px 15px 0;font-weight:normal;}ul.menu li a:hover,.current {color:#fff;background:url("https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTo5dEbq4RnsrLSua78MY0qqEvvPGHDgghCJ8LqkuZPN8g-5izvM1AJVCwTRKQS_PKTTWk2N7NUdT8fhmSWLZn-KMiNZxkpgRPLNlkWIoY32ZfK0CJNCG3ir-z1woe6De92yhXjVkyfaA/s1600/bg.png") repeat-x top left;text-decoration:none;}ul.menu .current a {color:#fff;font-weight:700;}/*Garis Merah*/ul.menu.red{background-color:#B11718;}ul.menu.red li a:hover, .menu.red li.current {background-color:#DE3330;} .tabs-inner .widget li ul { z-index: 100; position: absolute; left: -999em; height: auto; margin: 0; padding: 0; border: 1px solid #999999; } .tabs-inner .widget li ul, .tabs-inner .widget li ul a, .tabs-inner .widget li ul li:first-child a { -moz-border-radius: 0px; -webkit-border-radius: 0px; -goog-ms-border-radius: 0px; border-radius: 0px; } .tabs-inner .widget li:hover ul, .tabs-inner .widget li.sfhover ul { left: auto; } .tabs-inner .widget li li a:hover, .tabs-inner .widget li li a:active { color: #ffffff; background: rgb(51, 102, 153); } .tabs-inner .widget li ul a { display: block; padding-left: 1.25em; padding-right: 1.25em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; border: none; color: #000000; background: rgb(243, 244, 246); } .tabs-inner .widget li ul, .tabs-inner .widget li ul a { width: 250px; }

Januari 03, 2014

Siapa Takut Makan Mie Instan?
 Semua pasti udah taulah apa itu mie instan, secara makanan murah meriah ini salah satu teman akrab mahasiswa di akhir bulan. Nah, sering denger kan rumor-rumor diluar sana kalo mie instan itu nggak sehat. Mie instan itu berbahaya, mengandung lilinlah, bisa menyebabkan tumor, kanker dan penyakit lain yang seram-seram. Sekarang coba kita bahas satu-satu ya…
      Mie instan mengandung lilin
Isu ini cukup marak nih, katanya mie instan mengandung lilin untuk mencegah mie saling menempel. Ini jelas tidak benar, tidak ada itu cerita mie instan pake lilin,  *nah, itu minyak-minyak yang muncul pas waktu kita rebus mie* Tenang… itu bukan lilin kok, itu minyak kawan… Prof Dr FG Winarno mengatakan bahwa mi instan awet dan tahan simpan karena proses pembuatannya, antara lain dengan cara penggorengan atau deep frying yang membuat kadar air mi instan menjadi sangat rendah (sekitar 5 persen), sehingga tidak memungkinkan bakteri pembusuk hidup dan berkembang biak. Karena kadar air yang sangat rendah tersebut, mi instan bersifat sangat awet. Karena prosesdeep frying tersebut menggunakan minyak goreng, tidaklah aneh kalau sewaktu memasak mi instan terlihat berminyak. Tapi tidak mengandung lilin karena lilin adalah senyawa inert untuk melindungi makanan agar tidak basah dan cepat membusuk. Dan itu terdapat pada makanan seperti apel dan kubis, See… no wax in your noodle. 
      Air rebusan mie harus dibuang
Nah, kalo yang ini sangat berkaitan dengan kasus di atasnya. Katanya sih, biar lilinnya nggak kemakan dibuang aja air rebusannya. Udah dibahas sebelumnya, kalo di mie instan nggak ada lilin. Membuang air rebusannya justru membuang banyak nutrisi loh… *kok bisa?* kalian pernah membaca bungkus mie instan? Ada kalimat dilengkapi dengan vitamin bla bla bla gitu kan? Sudah jelas juga ada vitamin-vitamin dan mineral yang larut air. Jadi, sewaktu kita merebus mie, vitamin dan mineral itu terlarut dalam air rebusan mie. Tapi, pilihan dikembalikan kepada teman-teman, mungkin ada yang masih takut, atau telah terbiasa mengganti air rebusan. It’s your choice, yang penting udah tau kondisi sebenarnya kan?
      Mie instan tidak boleh dimasak bersama bumbunya, pemanasan di atas 120 derajat Celsius berpotensi menjadi karsinogen pembawa kanker
Wooo…. Isu yang sangat seram. Benarkah demikian? Ternyata tidak. Demikian kata Prof Dr FG Winarno, ahli pangan dan Ketua Dewan Pakar PIPIMM (Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman). “Mi instan kering merupakan produk setengah matang. Disebut instan karena sangat cepat disajikan setelah dipanaskan pada suhu air mendidih. Biasanya kurang lebih 100 derajat Celsius dalam waktu kurang dari 5 menit. Jadi, suhunya bukan 120 derajat Celsius, di mana suhu tersebut baru dapat dicapai bila menggunakan pressure cooker atau retort untuk strelisasi dalam proses pengalengan pangan,” terangnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar