Pengertian kalimat aktif dan kalimat pasif beserta contohnya
1. Kalimat aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktivitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber-. Kalimat aktif dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita
b. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
Adapun ciri-ciri dari kalimat aktif adalah:
1. Subjeknya sebagai pelaku.
2. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
3. Predikatnya tergolong kata kerja aus.
Contoh kalimat aktif:
1. Adik membaca buku.
2. Tatang bermain bola.
3. Yuli mandi di kolam renang.
4. Wawan telah membeli buku gambar.
5. Ayah membeli daging
6. Kadir merayu gadis desa
7. Bang Jajang bertemu Juminten
8. Adik menangis
9. Umar berantem
10 Andi bermain bola
2. Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-.
Adapun ciri-ciri dari kalimat pasif adalah:
1. Subjeknya sebagai penderita.
2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).
Contoh kalimat pasif:
1. Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat
2. Ayam dipukul Udin
3. Bunga anggrek hitam itu terinjak si Anita
4. Ikan mas dimasak Bu Susi
5. Novel dibaca Andi di kamar
6. Buku itu sudah ku beli
7. Topi itu terlempar ke sungai
8. Baju yang bersih telah di setrika Ibu
9. Motor ini telah ku service
10. Mobil itu kemarin tertabrak
Subjek:Bahasa Indonesia/Materi:Kalimat Aktif dan Pasif
Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
< Subjek:Bahasa Indonesia
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya aktif melakukan sesuatu. Sedangkan kalimat pasif adalah kalimat subjeknya dikenai sesuatu pekerjaan.
Contoh:
•
Kalimat aktif: Rani sedang menyiram tanaman.
•
Kalimat pasif: Tanaman sedang disiram Rani.
•
Kalimat aktif: Danu membeli buku pelajaran.
•
Kalimat pasif: Buku pelajaran dibeli Danu.
•
Kalimat aktif: Kakak sedang membaca buku.
•
Kalimat pasif: Buku sedang dibaca Kakak.
kalimat langsung dan tidak langsung
kalimat langsungKalimat langung merupakan sebuah kalimat hasil kutipan langsung pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya.
Ciri- ciri kalimat langsung:
1. Bertanda petik dalam bahasa tertulis.
2. Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
3. Berkemungkinan susunan :
a. pengiring/kutipan
b. kutipan/pengiring
c. kutipan/pengiring/kutipan
4. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
5. Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.
6. Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).
7. Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.
8. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
Contoh :
1. Ibu menyuruh, “Antarkan surat ini ke kantor Ayah!” (pengiring/kutipan).
2. “Ayo, masuk satu-satu” gertak polisi kepada tiga orang pencuri yang baru saja
tertangkap. (kutipan/pengiring).
3. “Siapakah biang keladi bom Bali itu?” tanya wartawan kepada Kadispen Polri. (kutipan/pengiring).
4. “Kak, kau dipanggil Bapak” kata Lilis, “ disuruh makan.” (kutipan/pengiring/kutipan).
Kalimat tak langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang memberitahukan hasil kutipan dalam bentuk kalimat berita.
Kalimat tak langsung merupakan ragam kalimat berita yang menyatakan peristiwa atau kejadian dari sumber lain yang susunannya diubah oleh pembicara, tidak mengucapkan kembali kalimat seperti sumber tersebut.
Ciri- ciri kalimat tak langsung:
a. Tidak bertanda petik.
b. Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.
c. Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
+ kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
+ kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.
+ kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
d. Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dan sebagainya.
e. Bagian kutipan semuanya berbentuk kalimat berita.
Contoh :
a. Ibu menyuruhku untuk mengantarkan surat ini ke kantor ayah.
b. Polisi menggertak tiga orang pencuri yang baru saja tertangkap agar mereka masuk satu per satu.
c. Wartawan bertanya kepada Kadispen Polri tentang siapa-siapa yang menjadi biang keladi bom Bali itu.
d. Lilis berkata kepada kakaknya bahwa ia dipanggil ayah untuk makan
Contoh :
1. Ibu menyuruh, “Antarkan surat ini ke kantor Ayah!” (pengiring/kutipan).
2. “Ayo, masuk satu-satu” gertak polisi kepada tiga orang pencuri yang baru saja
tertangkap. (kutipan/pengiring).
3. “Siapakah biang keladi bom Bali itu?” tanya wartawan kepada Kadispen Polri. (kutipan/pengiring).
4. “Kak, kau dipanggil Bapak” kata Lilis, “ disuruh makan.” (kutipan/pengiring/kutipan).
Kalimat tak langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang memberitahukan hasil kutipan dalam bentuk kalimat berita.
Kalimat tak langsung merupakan ragam kalimat berita yang menyatakan peristiwa atau kejadian dari sumber lain yang susunannya diubah oleh pembicara, tidak mengucapkan kembali kalimat seperti sumber tersebut.
Ciri- ciri kalimat tak langsung:
a. Tidak bertanda petik.
b. Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.
c. Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
+ kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
+ kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.
+ kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
d. Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dan sebagainya.
e. Bagian kutipan semuanya berbentuk kalimat berita.
Contoh :
a. Ibu menyuruhku untuk mengantarkan surat ini ke kantor ayah.
b. Polisi menggertak tiga orang pencuri yang baru saja tertangkap agar mereka masuk satu per satu.
c. Wartawan bertanya kepada Kadispen Polri tentang siapa-siapa yang menjadi biang keladi bom Bali itu.
d. Lilis berkata kepada kakaknya bahwa ia dipanggil ayah untuk makan
Contoh :
1. Ibu menyuruh, “Antarkan surat ini ke kantor Ayah!” (pengiring/kutipan).
2. “Ayo, masuk satu-satu” gertak polisi kepada tiga orang pencuri yang baru saja
tertangkap. (kutipan/pengiring).
3. “Siapakah biang keladi bom Bali itu?” tanya wartawan kepada Kadispen Polri. (kutipan/pengiring).
4. “Kak, kau dipanggil Bapak” kata Lilis, “ disuruh makan.” (kutipan/pengiring/kutipan).
Kalimat tak langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang memberitahukan hasil kutipan dalam bentuk kalimat berita.
Kalimat tak langsung merupakan ragam kalimat berita yang menyatakan peristiwa atau kejadian dari sumber lain yang susunannya diubah oleh pembicara, tidak mengucapkan kembali kalimat seperti sumber tersebut.
Ciri- ciri kalimat tak langsung:
a. Tidak bertanda petik.
b. Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.
c. Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
+ kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
+ kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.
+ kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
d. Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dan sebagainya.
e. Bagian kutipan semuanya berbentuk kalimat berita.
Contoh :
a. Ibu menyuruhku untuk mengantarkan surat ini ke kantor ayah.
b. Polisi menggertak tiga orang pencuri yang baru saja tertangkap agar mereka masuk satu per satu.
c. Wartawan bertanya kepada Kadispen Polri tentang siapa-siapa yang menjadi biang keladi bom Bali itu.
d. Lilis berkata kepada kakaknya bahwa ia dipanggil ayah untuk makan
Bahasa Indonesia/Kalimat Langsung
Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
< Bahasa Indonesia
Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain. Kalimat hasil kutipan pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya. Bagian ujaran/ucapan diberi tanda petik (“….” ) dapat berupa kalimat perintah, berita, atau kalimat tanya.
Ciri- ciri Kalimat Langsung[sunting]
Ciri- ciri Kalimat Langsung:
1.
Bertanda petik dalam bahasa tertulis.
2.
Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
3.
Berkemungkinan susunan :
•
pengiring/kutipan
•
kutipan/pengiring
•
kutipan/pengiring/kutipan
4.
Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
5.
Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.
6.
Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).
7.
Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.
8.
Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
Contoh kalimat langsung
Berikut beberapa contoh kalimat langsung:
1.
Robi berkata, “Panas sekali cuaca hari ini”.
2.
“Tolong ambilkan obat!” kata Ibu kepada Rani.
3.
“Kamu harus isitirahat yang cukup dan jangan dulu keluar rumah selama beberapa hari,”kata dokter kepadaku.
4.
Bu Guru bertanya, “Diantara kalian, siapa yang bercita-cita ingin menjadi astronot?”
5.
Desmon berkata,” Ani nanti pulangnya saya antar!”
6.
” Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.
7.
” Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria.
8.
” Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.
9.
Dani berkata,” Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini!”
10.
Paman berkata,” Pulanglah kalian secepatnya karena sebentar lagi hujan turun.”
11.
Ketua kelas berkata,” Terima kasih atas sambutan kalian kepada kami pada acara kunjungan kami.”
12.
Kata Webby,” Saya nanti sore akan ke rumahmu.”
Perubahan Kata Ganti Kalimat Langsung ke Tak Langsung
Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:
Kata Ganti Kalimat Langsung —> Kata Ganti Kalimat Tak Langsung
•
Saya —> Dia
•
Kamu —> Saya
•
Kalian —> Kami
•
Kami —> Mereka
•
Kita —> Kami
Kalimat inti dan kalimat transformasi
Leave a reply
Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas inti S-P atau pada kalimat aktif transitif terdiri atas inti S-P-O, sedangkan kalimat inti yang sudah menjalani perubahan disebut dengan kalimat transformasi.
Ciri-ciri kalimat inti:
- terdiri atas inti fungsi S-P atau S-P-O
- intonasi netral
- susunan normal
- bentuknya positif.
Ciri-ciri kalimat transformasi:
- jika terjadi penambahan atau pengurangan fungsi kalimat
- terjadi perubahan intonasi
- terjadi perubahan susunan (diinversikan)
- terjadi penegatifan
- terjadi perubahan fungsi kalimat.
Kalimat Inti, Luas dan Transformasi
Definisi
Kalimat inti adalah adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat
Kalimat luas merupakan kalimat yang terdiri dari kalimat inti dan diperluas dengan keterangan (tambahan)
Kalimat transformasi ialah kalimat inti yang sudah mengalami perubahan baik berupa penambahan kata maupun perbanyakan unsur inti
Kalimat Luas
Kalimat Transformasi
Karya Aldwin, Dylan, Elvan
dan Yova
Kalimat Inti
Hanya ada S, P
Dua kata
Kedua kata itu langsung menjadi inti kalimat
Contoh: 1) Ayah membaca
2) Adik menangis
Diperluas dengan kata kata baru
Lebih dari dua kata
Contoh: 1) Ketika adik jatuh, kakak sedang memasak di dapur
3) Kata Ibu, aku boleh bermain jika tugasku sudah dikerjakan
jika terjadi penambahan atau pengurangan fungsi kalimat
terjadi perubahan intonasi
terjadi perubahan susunan (diinversikan)
terjadi penegatifan
terjadi perubahan fungsi kalimat
Mengubah kalimat berita menjadi kalimat tanya atau perintah.
Contoh:
(1) Nenek meninggal.
(2) Nenek meninggal?
(3) Nenek meninggal!
Contoh:
a. Dia tidak lulus ujian.
b. Tidak lulus ujian dia.
Penambahan partikel –nya
Contoh:
a. Suami Ibu Santi meninggal tadi pagi.
b. Ibu Santi, suaminya, meninggal tadi pagi.
Kalimat inti, Kalimat luas dan Kalimat transformasi
17 Votes
Sobat GenerusIndonesia, berikut penjelasan tentang Kalimat inti, Kalimat luas dan Kalimat transformasi
a. Kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
1.
Hanya terdiri atas dua kata
2.
Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
3.
Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat
4.
Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya.
b. Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
c. Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.
Contoh kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
1.
Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.
2.
Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.
3.
Kalimat transformasi. Contoh:
•
Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
•
Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.
•
Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.
•
Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?